Minggu, 21 Desember 2008

MIDDLE RANGE THEORY
CHRONIC SORROW THEORY & APLIKASIKEPERAWATAN
(Georene Gaskill Eakes, Mary Lermann Burke Dan Margaret A. Hainsworth)
Oleh. Elisyabeth, Suselo, Priyanto, Qori, Windah, Ria H


HISTORIS PERSPEKTIF

Georgene Gaskill Eakes
Georgene Gaskill Eakes lahir di New Bern, North Carolina. Dia menerima Diploma keperawatan dari Sekolah keperawatan Rumah sakit Watts di Durham, north carolina 1966 dan pada tahun 1977 dia lulus Bacalaureate dengan Summa Cumlaude dari North Carolina Agricultural dan Technical State university. Eakes melanjutkan M.S.N pada University of North Carolina di Greensboro pada tahun 1980 dan Ed D dari North Carolina State University pada tahun 1988. Eakes menerima penghargaan untuk study masternya dan dari north Carolina league untuk studi doktoralnya. Dia dilantik dalam Sigma Theta Tau International Honor Society of Nurses pada 1979 dan Phi Kappa Phi Honor Society pada 1988.

Pada awal pekerjaannya, Eakes bekerja di lingkungan akut maupun komunitas berbasis psikiatrik dan kesehatan mental. Pada tahun 1980 dia bergabunng pada fakultas di East Carolina University School of Nursing Greenville, North Carolina dan sampai sekarang.
Eakes beminat dalam permasalahan yang berkaitan dengan mati, kematian, berkabung dan kehilangan sampai tahun 1970 saat dia mengalami ancaman hidup berupa injuri adanya kecelakaan mobil. Pengalaman mendekati kematian meningkatkan kesadarannya tentang bagaimana mempersiapkan pelayanan kesehatan profesional dan saat individu dihadapkan pada kematian serta kurangnya pemahaman tentang reaksi berduka dalam situasi kehilangan. Dimotivasi oleh pengalamannya, dia memulai usaha penelitian untuk investigasi tentang kecemasan menjelang kematian diantara para perawat dalam setting perawatan jangka panjang dan mengeksplorasi resolusi griefing diantara perawat akut.

Pada tahun 1983, Eakes mendirikan pelayanan komunitas, dua kali sebulan mendukung kelompok untuk diagnosa kanker maupun yang lainnya yang signifikant dia sebagi co-facilitate. Keterlibatannya dalam kelompok ini menyiagakan nya dalam reaksi berduka berhubungan dengan diagnosis yang berpotensial dalam ancaman hidup, penyakit kronik. Selama memperkenalkan disertasinya pada konferensi Sigma Theta Tau International di Taipei, Taiwan pada 1989, dia menghadiri presentasi tentang chronic sorrow oleh Mary Lermann Burke dan dengan segera membuat hubungan antara deskripsi Burke tentang chronic sorrow dengan ibu yang mempunyai anak dengan myelomeningocele dan observasinya tentang reaksi griefing diantara anggota support sistem kelompok kanker.

Setelah konferensi, Eakes mengkontak Burke untuk mengeksplorasi kemungkinan penelitian secara kolaboratif. Berdasarkan diskusi mereka, mereka menjadwalkan pertemuan dengan Burke dan koleganya yaitu Margaret A. Hainsworth dan Carolyn Lindgren lulusan Hainsworth.

Konsorsium keperawatan untuk penelitian tentang chronic sorrow (NCRCS) merupakan pertemuan pertama pada musim panas 1989. Anggota NCRCS melakukan pendekatan kualitatif pada populasi dengan kondisi kronik yang mengancam kehidupan, pada caregiver dan individu yang kehilangan. Eakes berfokus pada penelitian dengan diagnosa kanker, family caregiver pada anak dengan penyakit mental dan individu yang berpengalaman tentang kematian. Dari tahun 1992 sampai 1997, Eakes menerima 3 penghargaan penelitian dari East Carolina University School of Nursing dan dua penghargaan penelitian dari Beta Nu Chapter of Sigma Theta Tau International.

Sebagai tambahan dalam publikasinya, Eakes melakukan presentasi yang berhubungan dengan grief-loss dan death dan dying. Eakes juga aktif terlibat dalam usaha untuk meningkatkan kualitas hidup pada akhir kehidupan dan mendekati kematian sebagai anggota dari Board of Directors of the End of Life Care Coalition of Eastern North Carolina.
Pada tahun 2002, Eakes menerima penghargaan dari East Carolina University pada penelitiannya yang di integrasikan dalam praktik pembelajaran. Pada 1999, Eakes menerima penghargaan The Best Image untuk publikasi teorinya ”Middle-Range Theory of Chronic Sorrow” dari Sigma Theta tau International Honor Society. Dia merupakan finalis dalam oncology nursing forum 1994. Penghargaan lainnya meliputi seleksi sebagai Edukator keperawatan dari North Carolina Nurses Association pada 1991 dan sebagai peneliti oleh beta nu chapter of Sigma theta tau internasional honor society for nurses pada tahun 1994 dan 1998. Eakes juga sebagai reviewer pada penelitian kualitatif kesehatan pada jurnal internasional dengan interdispliner.
Eakes adalah seorang professor pada Department keperawatan keluarga dan komunitas di East Carolina University School of Nursing dimana dia mengajar tentang psikiatrik dan keperawatan kesehatan mental dan penelitian keperawatan, sebagai pengajar di Master keperawtan dan berbagai disiplin ilmu tentang pelajaran perspktif Death/ dying. Dalam penelitian yang terkini untuk mengemabnagkan peralatan pengkajian tentang Chronic Sorrow, instrument kuantitatif yang di desain untuk mengkaji bukti adanya chronic sorrow dan untuk mengidentifikasi mekanisme koping efektif (G. Eakes, personal communication, 2005).

Mary Lermann Burke
Mary Lermann Burke dilahirkan di Sandusky Ohio dimana dia menyelesaikan sekolah elementary dan secondary. Dia menerima penghargaan untuk pertama kalinya saat diploma dari Good Samaritan Hospital School of Nursing di Cincinnati tahun 1962 kemudian diikuti sertifikat post graduate dari Children’s Medical Center di District Columbia. Setelah beberapa tahun bekerja di keperawatan pediatric, Burke lulus dengan Summa Cum Laude dari Rhode Island College Providence dengan bachelor degree. Pada tahun 1982 dia menerima master degree pada parent-child nursing dari Boston university. Selama program ini, dia juga menerima penghargaan sertifikat dalam Parent-child nursing and Interdisciplinary Training in Development Center of Rhode Island Hospital and the Section on Reproductive and Developmental Medicine, brown University.
Burke tertarik dengan konsep chronic sorrow selama program masternya. Thesisnya berjudul ’The concerns of Mothers of preschool children with myelomeningocele’, yang mengidentifikasi emosi tentang kesedihan yang mendalam. Kemudian waktu disertasi doctoral dia mengembangkan Burke Chronic Sorrow Questionaire, ‘Chronic sorrow in mothers of school-age children with myelomeningocele’.

Margaret A. Hainsworth
Margaret A. hainsworth lahir di Brockville, Ontario Canada. Dia menamatkan pendidikan dasar dan sekundernya di tempat kelahirannya. Dia masuk diploma sekolah keperwatan di Brockville General Hospital dan lulus tahun 1953. Tahun 1959 dia pindah ke United State dan menerima diploma pada keperawatan kesehatan masyarakat. Pada tahun 1974 dia melanjutkan pendidikan di salve Regina College dan menerima bacalaurate dalam bidang keperawatan tahun 1973 dan master dibidang keperawatan kesehatan mental dan psikiatrik dari Boston College tahun 1974. dia menerima program Doctor dari University Connecticut tahun 1986. Tahun 1988, menerima sertifikat sebagai spesialis klinik dalam keperawatan kesehatan mental dan psikiatrik.
Hainsworth berminat pada penyakit kronik dan yang berhubungan dengan dukacita dimulai saat dia sebagai facilitator untuk memberikan dukungan pada wanita dengan multiple sklerosis. Praktik tersebut, menginspirasinya untuk mengambil disertasi dengan judul ’ An ethnographic study of women with multiple sclerosis using symbolic interaction approach’. Penelitian ini dipresentasikan pada Konggres sigma theta tau di Taipei, Taiwan pada tahun 1989. pada konferensi ini dia menjadi familiar dengan penelitian tentang chronic sorrow setelah menghadiri presentasi yang diadakan Burke.

SUMBER TEORI
Nursing Concorcium Reseach Chronic Sorrow (NCRCS) dibuat berdasarkan middle range teori keperawatan mengenai kesedihan kronis ( chronic sorrow). Kemudian untuk membentuk dasar konseptualisasi mengenai koping individu terhadap kesedihan kronis digunakanlah model stress dan adaptasi milik Lazarus dan Folkman (1984). Konsep kesedihan kronis berasal dari teori oleh Olshansky (1962). Para teoris NCRCS mengintip observasi Olshansky mengenai orang tua dengan anak-anak retardasi mental yang mengalami kesedihan yang terus berulang. Ia menyebutkan dengan kesedihan kronis. Selain itu Bowlby dan Lindemann dalam Lindgsen (1992) membuat konsep berduka sebagai proses yang akan selesai seiring dengan perjalanan waktu dan jika tidak selesai berduka dikatakan sebagai abnormal.
Kebalikan dengan teori yang terikat waktu milik Bowlby tersebut, Wilker et all mengatakan bahwa kesedihan yang berulang merupakan peristiwa normal ( Lindgsen, 1992). Sedangkan Burke dalam studinya pada anak-anak dengan spina bifida mendefinisikan kesedihan kronis sebagai kesedihan menetap yang permanent, periodic dan progresif dan bersifat alami (Hainsworth, Eakes, Burke, 1994).
NCRCS menggunakan hasil studi Lazarus dan Folkman sebagai dasar metode manejemen yang efektif gabi model yang mereka gunakan. Adanya perbedaan atau inkonsistensi dan respon terhadap duka yang berulang merangsang mekanisme koping individu.

PENGGUNAAN BUKTI EMPIRIS
NCRCS mengadakan studi terhadap :Individu dengan kanker, infertilitas, mutiple sclerosis, parkinson
Pelaku rawat suami atau istri dengan gangguan mental kronis, mutiple sclerosis dan Parkinson
Pelaku rawat orang tua pada anak dewasa dengan gangguan mental kronis
Berdasarkan kondisi-kondisi diatas tersebut para teoris menyatakan bahwa kesedihan kronis dapat terjadi pada semua situasi dimana rasa kehilangan tidak dapat diselesaikan atau tidak dapat dihentikan
Studi kemudian dikembangkan kepada para individu yang mengalami kehilangan (berduka) pada keadaan diri sendiri. Dinyatakan dalam studi ini bahwa populasi ini juga terus menerus mengalami kesedihan kronis.
Berdasarkan bukti-bukti empiris tersebut maka dinyatakan bahwa definisi kesedihan kronis sama dengan kesedihan menetap yang bersifat periodic dalam waktu permanen, atau perasaan terkait sedih lainnya secara terus menerus yang terjadi karena pengalaman kehilangan. (Eakes et all, 1998)


MODEL TEORI CHRONIC SORROW
Dalam rentang kehidupan manusia, individu dihadapkan pada situasi kehilangan yang dapat terjadi secara terus menerus ataupun satu kejadian. Pengalaman kehilangan tersebut akan menimbulkan ketidakseimbangan antara yang diharapkan dengan kenyataan. Kejadian tersebut dapat memicu timbulnya kesedihan atau dukacita berkepanjangan/ mendalam yang potensial progresif, meresap dalam diri individu, berulang dan permanent. Individu dengan pengalaman kesedihan tersebut biasanya akan menggunakan metode management dalam mengatasinya. Metode management dapat berasal dari internal (koping personal) ataupun dari eksternal (dukungan orang yang berharga maupun tim kesehatan). Jika metode managemant yang digunakan efektif maka individu akan meningkat perasaan kenyamanannya. Tetapi jika tidak efektif akan terjadi hal sebaliknya.

MAYOR KONSEP DAN DEFINISI
Chronic Sorrow
Chronic sorrow adalah ketidakseimbangan yang berkelanjutan karena kehilangan yang dikarakteristikkan dengan pervasif dan permanen. Gejala kesedihan berulang secara periodik dan biasanya gejala ini terus berkembang.

Loss
Kehilangan muncul karena adanya ketidakseimbangan/ perbedaan antara ideal dan situasi atau pengalaman yang nyata. Sebagai contoh anak yang sempurna dengan anak dengan kondisi kronik yang berbeda dengan ideal.

Trigger Events
Kejadian pencetus adalah situasi, keadaan dan kondisi yang menyebabkan perbedaan atau kehilangan berulang dan memulai atau memperburuk perasaan berduka.

Management method
Management method diartikan bahwa individu menerima keadaan chronic sorrow. Hal tersebut dapat secara internal (strategi koping personal) atau eksternal (praktisi pelayanan kesehatan atau intervensi orang lain).

Inefektif management
Management inefektif merupakan hasil dari strategi yang meningkatkan ketidaknyamanan atau mempertinggi perasaan chronic sorrow.

Effective management
Management efektif merupakan hasil dari strategi yang meningkatkan kenyamanan perasaan individual.

STRATEGI MANEJEMEN
NCRCS menyakinkan bahwa kesedihan kronis bukan masalah jika para individu dapat melakukan menejemen perasaan secara efektif. Strategi tersebut adalah :
Strategi koping internal
Action ( tindakan ), mekanisme koping action individu baik yang bersangkutan maupun pelaku rawatnya. Contohnya metode distraksi yang umum digunakan untuk menghadapi nyeri
Kognitif, mekanisme koping ini juga sering digunakan, misalnya berpikir positif, ikhlas menerima semua ini
Interpersonal, mekanisme koping interpersonal misalnya dengan berkonsultasi dengan ahli jiwa, bergabung dengan kelompok pendukung, melakukan curhat
Emosional, mekanisme koping emosional misalnya adalah menangis dan mengekspresikan emosi
Strategi menejemen ini semua dianggap efektif bila para pelaku atau individu mengaku terbantu untuk menurunkan perasaan kembali berduka (re-grief)
Strategi koping eksternal, dideskripsikan sebagai intervensi yang dilakukan oleh professional kesehatan dengan cara meningkatkan rasa nyaman para subyek dengan bersikap empati, memberi edukasi serta merawat dan melakukan tindakan professional kompeten lainnya.

ASUMSI MAYOR
Keperawatan
Praktek keperawatan memiliki lingkup praktek untuk mendiagnosa adanya kesedihan kronis untuk kemudian melakukan intervensi untuk mengatasinya. Peran utama perawat adalah bersikap empati, memberi edukasi, serta merawat dan melakukan tindakan professional kompeten lainnya

Manusia
Memiliki persepsi ideal mengenai proses kehidupan dan kesehatan. Manusia akan membandingkan pengalamannya dengan idealismenya pribadi dan dengan orang-orang disekitarnya. Meskipun pengalaman individu terhadap kehilangan bersifat unik, namun terdapat komponen-komponen yang umumnya dapat diprediksi ada terikat pengalaman kehilangan

Kesehatan
Kesehatan seseorang tergantung adaptasi terhadap kesenjangan yang tercipta setelah kehilangan. Koping yang efektif menghasilkan respon normal terhdap kehilangan

Lingkungan
Lingkungan pelayanan kesehatan merupakan tempat terjadinya interaksi individu dalam konteks social, dengan keluarga, social dan pekerjaan.

PENERIMAAN DALAM KEPERAWATAN
Praktek keperawatan
Membantu perawat dalam menghadapi pasien dan keluarga, pelaku rawat untuk secara efektif memenejemen kejadian- kejadian pemicu kesedihan kronis

Pendidikan
Memberi masukan bagi NANDA dalam diagnosa keperawatan diterima pada tahun 1998. Merupakan langkah penting dalam mengajarkan praktek berbasis bukti atau fakta

Riset
Menjadi dasar pengembangan studi ini terhadap populasi, misalnya pasien dengan HIV/AIDS, ibu dengan anak anemia sickle cell, asma dan DM


APLIKASI TEORI CHRONIC SORROW
KASUS
Annie adalah anak pertama Amanda dan Alan yang sudah lama dirindukan kehadirannya didunia ini. Ketika dia dilahirkan dia tidak responsif, terkulai dan tidak mampu untuk saat diberi makan. Prognosisnya buruk dan dia diprediksikan tidak akan bertahan hidup. Ketika dia berumur beberapa minggu, orang tua nya membawanya pulang ke rumah dan mereka doberitahu untuk memberinya kecintaan, karena dia akan berumur pendek. Faktanya, perawat klinik mengatakan kepada Amanda bahwa itu akan lebih baik jika Annie menghilang saja. Karena ternyata Amanda mempunyai radang selaput otak (viral meningitis) selama trimester pertama kehamilannya.

Tinjauan teori:
Orang tua dengan anak yang didiagnosa dengan ketidakmampuan/ disability saat lahir atau dalam awal hidupnya, mulai belajar proses yang disebut dengan kehilangan “loss” anak yang normal dan peran orangtua yang normal yang mereka harapkan.

Profesional perawatan kesehatan primer membutuhkan pemahaman terhadap kehilangan alamiah ini dan dampaknya terhadap kehidupan keluarga dan masa depan orangtua. Saat didiagnosa adalah merupakan waktu penuh emosional dan kebingungan yang sering juga adalah kecemasan yang tinggi. Rangtua tidak akan pernah sipa untuk mendengar berita yang traumatik tentang anak mereka dan pendapat anggota keluarga, teman, para kenalan dan laporan media yang menambah kebingungan mereka. Informasi akurat dan komprehensif tentang disability dibuat secepat mungkin meliputi hasil positif dan negatif terhadap kerusakan dan disablity. Sebaiknya orangtua dipersiapkan dulu bahwa mereka akan mendengar berita buruk.

Menurut teori yang dikembangkan oleh Georgene Gaskill Eakes, Mary Lermann Burke dan Margaret A. Hainsworth

Chronic Sorrow:
Kesedihan mendalam dirasakan oleh keluarga Amanda dan alan karena Annie adalah anak yang idam-idamkan. Tetapi dia mengalami keterbatasan.

Loss
Pasangan Amanda dan Alan ”kehilangan” anak normal/sempurna. Dia mengharapkan (idealnya) anak mereka bisa hidup dengan normal seperti anak yang lain, tetapi kenyataan sejak lahir Annie sudah mempunyai keterbatasan yang disebabkan karena radang selaput otak yang diderita Amanda.

Trigger events
Annie sebagai anak yang diharpakan lahir tidak sesuai harapan. Ketika dia dilahirkan dia tidak responsif, terkulai dan tidak mampu untuk saat diberi makan

Management method
Secara internal pasangan ini menggunakan strategi koping untuk mengidentifikasi proses berduka. Secara eksternal didapat dari dukungan keluarga lain atau praktisi perawatan kesehatan. Perawat juga dapat membantu mengidentifikasi strategi koping secara personal.
Berikut adalah rencana management untuk mengatasi permasalahan diatas:

Diagnosa keperawatan
Outcome
Intervensi
Sedih kronis berhubungan dengan pengalaman sakit fisik kronik/ ketidakmampuan orang yang signifikant
- menunjukkan grief resolution
- mengeksprsikan perasaan bersalah, marah dan sedih
- mengidentifikasi penggunaan strategi koping yang efektif
- mengungkapkan dampak kehilangan
- mencari inforamsi tentang penyakit dan perawatan
Grief work fasilitation:
- identifiksi kehilangan
- bantu pasien untuk mengidentifikasi ikatan antara orang yang hilang
- bantu pasien untuk mengidentifikasi reaksi pertama terhadap kehilangan
- anjrkan untukmengekspresikan perasaan kehilangan
- dengarkan ekspresi kesedihan
- anjurkan diskusi pengalaman kehilangan sebelumnya
- anjurkan pasien untuk mengungkapkan memori tentang kehilangan baik masa lalu dan sekarang
- buat pernyataan empati tentang duka cita
- anjurkan identifikasi ketakutan yang paling besar terhadap kehilangan
- instruksikan dalam fase berduka
- dukung perkemabangan melalui tahapan berduka
- libatkan orang yang berarti dalam diskusi/ pengambilan keputusan
- bantu pasien untuk mengidentifikasi strategi koping personal
- anjurkan pasien untuk melakukan kebiasaan sosial, budaya dan keagamaan
- komunikasikan tentang penerimaan kehilangan
- beri reinforcement untuk perkembangan yang dbuat dalam proses berduka
- bantu dalam mengidentifikasi modifikasi lifestyle yang dibutuhkan
Hope instillation
- bantu pasien/ keluarga untuk mengidentifikasi harapan dalam hidup
- informasikan pasien tentang situasi saat ini adalah bagian yang temporer
- demonstrasikan harapan dengan mengenali nilai intrinsik pasien dan pandangan penyakit dari segi individu
- kembangkan mekanisme koping individu
- ajarkan mengenali realita dengan mengamati situasi dan membuat perencanaan darurat
- bantu pasien menemukan dan meninjau ulang tujuan berhubungan dengan harapan
- bantu pasien kembangkan spiritual diri
- hindari menutupi kebenaran
- libatan pasien secara aktif dalam perawatan diri
- ajarkan kepada keluarga tentang aspek positif pada harapan
- berikan kesempatan pasien dan keluarga untuk terlibat dalam kelompok pendukung
- ciptakan lingkungan untuk praktik keagamaan pasien
Coping enhancement
- Kaji hal-hal yang dapat merubah gambaran diri klien
- Kaji dampak situasi kehidupan klien terhadap peran dan hubungan
- Dukung klien untuk mengidentifikasi gambaran nyata perubahan peran
- Kaji pemahaman klien terkait dengan proses penyakit
- Kaji dan diskusikan alternatif respon terhadap situasi
- Gunakan pendekatan yang membuat klien tenang dan nyaman
- Ciptakan suasana untuk dapat menerima klien
- Bantu klien untuk mengembangkan kemampuannya untuk menerima kejadian yang dialaminya
- Bantu klien mengidentifikasi informasi yang paling menarik
- Berikan informasi faktual terkait diagnosa, perawatan dan prognosis
- Berikan klien untuk memilih jenis perawatan yang diinginkan
- Dukung klien untuk bersikap realistik
- Evaluasi kemampuan klien untuk membuat keputusan
- Kaji persepsi klien terhadap situasi yang menimbulkan stress
- Hindari pembuatan keputusan pada saat klien mengalami stress berat
- Gunakan pendekatan dengan sabar
- Bina hubungan dengan orang-orang yang memiliki ketertarikan dan tujuan yang sama
- Dukung dalam aktivitas sosial dan komunitas
- Dukung penerimaan terhadap keterbatasan orang lain
- Kaji latar belakang spiritual dan budaya klien
- Sediakan dukungan spiritual
- Eksplorasi prestasi-prestasi yang pernah dicapai sebelumnya untuk meningkatkan koping
- Eksplorasi alasan-alasan untuk mengkritik diri sendiri
- Hilangkan perasaan ragu yang dialami
- Bantu untuk mengembangkan mekanisme koping yang konstruktif
- Pelihara situasi yang mendukung kemandirian
- Bantu klien mengidentifikasi respon positif dari orang lain
- Dukung identifikasi nilai-nilai kehidupan yang spesifik
- Eksplorasi mekanisme koping yang pernah dilakukan oleh klien dalam menghadapi masalah kehidupan
- Kenalkan klien dengan orang atau grup yang telah sukses dalam menyelesaikan masalah yang sama
- Dukung penggunaan mekanisme defensif
- Dukung klien untuk mengungkapkan perasaan, persepsi dan ketakutannya
- Diskusikan konsekuensi ketika tidak mampu menerima rasa bersalah dan perasaan malu
- Dukung klien untuk mengidentifikasi tujuan jangka pendek dan jangka panjang
- Bantu klien untuk menyederhanakan tujuan menjadi labih mudah untuk dilakukan
- Bantu klien untuk mengkaji sumber-sumber yang tersedia untuk mencapai tujuan
- Kurangi stimulus lingkungan yang dapat mengancam
- Kaji kebutuhan psaien akan support sosial
- Tingkatkan keterlibatan keluarga dan orang-orang terdekat dalam perawatan
- Dukung keluarga untuk mengunkapkan perasaannya mengenai penyakit yang dialami anggota keluarganya
- Sediakan keterampilan-keterampilan sosialisasi
- Bantu klien mengidentifikasi strategi positif untuk menerima keterbatasannya dan mengatur kebutuhan hidupnya serta perubahan peran yang telah terjadi
- Bantu klien untuk memecahkan masalahs ecara konstruktif
- Anjurkan klien menggunakan teknik relaksasi sesuai kebutuhan
- Kaji kesedihan klien dan kehilangan pekerjaannya akibat kondisi sakitnya dan atau ketidakmampuannya
- Kaji untuk mengklarifikasi adanya konsep yang salah pada klien
- Anjurkan klien untuk mengevaluasi perilakunya

Counseling:
- Bina hubungan saling percaya sebagai dasar rasa percaya dan perhatian
- Tunjukkan perasaan empati, kehangatan, dan ketulusan
- Lakukan konseling yang lebih mendalam
- Tentukan tujuan
- Tingkatkan prifasi klien dan rasa percaya diri klien
- Berikan informasi yang nyata sesuai kebutuhan
- Anjurkan untuk mengekspresikan perasaan
- Identifikasi permasalahan atau situasi yang menyebabkan sterss pada klien
- Gunakan teknik refleksi dan klarifikasi untuk memfasilitasi ekspresi perasaan
- Tanya pada klien atau orang terdekat lainnya untuk mengidentifikasi apa yang dapat atau tidak dapat mereka kerjakan terkait dengan kejadian ini
- Kaji klien untuk mencatat dan memprioritaskan alternatif kemungkinan dari permasalahan yang ada
- Identifikasi beberapa perbedaan diantara pandangan klien terhadap situasi dan pandangan klien terhadap pemberi layanan kesehatan
- Kaji bagaimana perilaku keluarga terhadap klien terkait dengan penyakit yang dialami
- Ungkapkan perbedaan diantara perasaan dan perilaku klien
- Gunakan tools pengkajian untuk membantu meningkatkan kesadaran diri klien dan pengetahuan konselor terhadap situasi yang terjadi
- Ungkapkan secara selektif pengalaman-pengalaman klien sendiri serta ketulusan dan keyakinan pribadi yang sesuai
- Identifikasi kekuatan klien dan beri dukungan
- Berikan reinforcemnet terhadap setiap perkembangan yang baru
- Jika memungkinkan, jangan membuat keputusan pada saat klien berada dalam kondisi stress berat

Emotional Support:
- Diskusikan dengan klien terkait pengalaman emosional klien
- Eksplorasikan stimulus yang memicu emosi klien
- Berikan dukungan atau pernyataan yang empati
- Berikan sentuhan yang terapeutik
- Dukung penggunaan mekanisme pertahanan diri
- Bantu klien untuk mengungkapkan perasaannya seperti cemas, takut, sedih
- Dengarkan keluhan klien dengan tenang
- Fasilitasi klien untuk mengidentifikasi mekanisme koping terhadap ketakutan yang dialami
- Berikan dukungan selama fase menolak, marah, tawar menawar dan menerima terhadap proses berduka
- Identifikasi adanya perasaan marah, frustasi dan amuk yang dialami klien
- Berikan kesempatan klien untuk mengunkapkan perasaannya atau menangis untuk menurunkan emosinya
- Berada bersama klien dan beri rasa aman dan nyaman selama periode cemas
- Bantu dalam pengambilan keputusan
- Kurangi beban pikiran klien ketika klien berada dalam kondisi stress (jangan menambah beban pikirannya selama sakit)

Spiritual Support:
- Gunakan komunikasi terapeutik untuk membina rasa percaya dan empati
- Kaji pengalaman masa lalu klien yang mendukung kekuatan spiritualnya
- Rawat klien dengan sopan
- Motivasi klien untuk mengenang masa lalu yang menyenangkan
- Motivasi klien untuk berinteraksi dengan anggota keluarga, teman dan orang lain
- Berikan waktu khusus dan ketenangan untuk aktivitas spiritual
- Motivasi klien untuk berpartisipasi dalam kelompok pendukung sosialnya
- Ajarkan metode relaksasi, meditasi dan imaginasi terbimbing
- Diskusikan kepercayaan diri mengenai arti dan tujuan hidup
- Diskusikan pandangan spiritual klien
- Berikan kesempatan untuk mendiskusikan berbagai pandangannya tentang sistem kepercayaan
- Berdoa dengan klien
- Sediakan alat pendukung spiritual seperti musik, bacaan atau radio, atau program-program televisi
- Empaty terhadap ekspresi klien akan kesendirian dan ketidakberdayaan
- Dukung penggunaan sumber-sumber spiritual
- Libatkan rohaniawan
- Fasilitasi individu untuk melakukan meditasi, ibadah atau ritual dan tradisi keagamaannya
- Dengarkan secara cermat
- Yakinkan klien bahwa perawat akan selalu ada untuk klien
- Menerima setiap keluhan klien terkait penyakit dan kematian
- Bantu klien untuk mengekspresikan perasaan marah dan cara mengendalikannya.




DAFTAR PUSTAKA


Marriner Tomey, Alligood Raile Martha. (2006). Nursing theorists and their work. Ed 6th. Mosby Inc: St Louis Missiouri.

Nursing outcomes classification (NOC). (2004). Editors Sue Moorhead, marion Johnson, Meridean Maas. Ed 3rd. Mosby Inc: St Louis Missiouri.

Nursing interventions classification (NIC). (2004). Editors, Joanne McCloskey Dochterman, Gloria M. Bulechek. Ed 4th. Mosby Inc. St. Louis Missiouri.

Tidak ada komentar: